Jumat, 13 September 2019

Resensi Novel "The Dead Returns"

Analisis Cerita Novel
1.     Identitas Novel

a.       Judul                   : The Dead Returns
b.      Pengarang           : Akiyoshi Rikako
c.       Penerbit               : Penerbit Haru
d.      Tahun Terbit       : 2015
e.       Jumlah Halaman : 252 halaman
2.     Abstraksi
Suatu malam, aku didorong jatuh dari tebing. Untungnya aku selamat. Namun, saat aku membuka mataku dan menatap cermin, aku tidak lagi memandang diriku yang biasa-biasa saja. Tubuhku berganti dengan sosok pemuda tampan yang tadinya hendak menolongku. Dengan tubuh baruku, aku bertekad mencari pembunuhku. Tersangkanya, teman sekelas. Total, 35 orang. Salah satunya adalah pembunuhku.

3.     Unsur Intrinsik
·         Tema                : Fantasi, misteri
·         Penokohan       :
1.      Antagonis    : Maruyama-san.
2.      Protagonis   :
1.             Koyama Nobuo;
2.             Takahashi Shinji;
3.             Ibu dan Ayah Takahashi Shinji;
4.             Sakamoto-sensei;
5.             Sasaki-kun;
6.             Arai-kun
7.             Manajer kelas 1;
8.             Mari;
9.             Mika;
10.         Jozaki-san;
11.         Hayashi-kun;
12.         Ibu Tanaka Yoshio;
13.         Ibu Koyama Nobuo;
                 3.  Tritagonis  : Tanaka Yoshio.
-          Karakteristik tokoh :
1.      Koyama Nobuo; Tertutup, seorang otaku (sebutan untuk seseorang yang maniak terhadap suatu hal tertentu), dan orang yang tidak percaya diri.
2.      Takahashi Shinji; Seorang laki-laki yang menjadi idola dan bersikap ramah pada semua orang.
3.      Ibu dan Ayah Takahashi Shinji; Keduanya ramah dan ceria.
4.      Tanaka Yoshio; Teman Koyama Nobuo yang juga seorang otaku dan tertutup.
5.      Sakamoto-sensei; Seorang guru yang ramah dan peduli pada muridnya.
6.      Sasaki-kun; Seorang murid laki-laki yang mempunyai jiwa kapten, dengan sikap yang sombong namun memiliki sisi ramah.
7.      Arai-kun; Seorang murid laki-laki yang mempunyai perawakan sempurna dengan sikap angkuh dan sombong namun memiliki sisi ramah.
8.      Manajer kelas 1; seorang yang jujur.
9.      Ibu Yoshio; Perawakan gemuk dengan wajah yang ramah.
10.  Maruyama-san; Gadis pendiam yang hidup sebatang kara namun berusaha kuat menghadapi keadaan, bersikap misterius.
11.  Hayashi-kun; Teman dekat Sasaki-kun dan Arai-kun, dia seorang yang jujur.
12.  Jozaki-san; Murid yang ramah.
13.  Mika; Pacar Takahashi Shinji yang baik, ramah, penyayang, dan tulus.
14.  Mari; Adik perempuan Tanaka Yoshio yang ceria dan polos.
15.  Ibu Koyama Nobuo; Ramah dan baik hati.





·                Alur                   : Campuran

o      Tahapan alur :

1.      Pengenalan
Pada prolog paragraf ke-36.
Setelah semua murid mengangguk, Sakamoto-sensei memandangku, mengisyaratkanku untuk memperkenalkan diri. “Hajimemashite. Saya Takahashi Shinji.” Udara di seluruh ruangan seperti bergetar gara-gara suaraku yang gugup.
2.      Konflik
BAB 4 paragraf ke-1.
Hari kedua. Aku berencana mulai mencari penjahatnya hari ini. Murid-murid cewek yang ada di tangga maupun koridor melirik-lirik diriku yang sedang berjalan menuju kelas.
3.      Klimaks
BAB 7 paragaf ke-34.
Aku terbangun gara-gara ada orang yang berbicara…… “Saya tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Orang itu, dia juga sudah menyelidiki adik saya. Benar seperti katamu, dia orang yang berbahaya.” Gaya bicara ini, juga isi percakapannya….. Apa mungkin? Aku menempelkan tubuhku pada tangki air, kemudian mengintip dari bayang-bayang tangki tersebut. Benar. Yoshio.
BAB 8 paragraf ke-11 s.d 25
Yoshio terlihat memastikan jam. Kemudin, dengan cepat dia membereskan sekelilingnya. Dia pun pergi setelah berkata, “Maaf, ke toilet”.
Yoshio membeku melihat sosokku ang seharusnya tidak ada di sini. “Takahasi….kun? Kenapa kau ada di sini?” Wajahnya memucat.
“Jangan berlagak bodoh!” Tanpa sadar, kepalan tanganku sudah melayang. Aku menghempaskan yoshio ke atas beton. Dia  memegangi pipinya dan melenguh.
Saat menyadari ada bayangan hitam yang menyerang, tiba-tiba aku sudah dipisahkan dari Yoshio. Aku juga sudah dibanting di atas beton. Kepalaku terbentur dan pandanganku jadi putih semua.
Kemudian, ada orang yang naik ke atasku. Aku tidak bisa melihat wajahnya gara- gara sinar matahari. Yang pasti, kepalan tangannya nyata, menembus tubuhku disana-sini.
Tidak mungkin. Wajah itu. Wajah yang kukira tidak akan bisa kulihat lagi seumur hidup. Sekarang, orang ini malah duduk di atasku. Orang itu, adalah aku. Koyama Nobuo yang dulu.
4.      Anti Klimaks
Tiba-tiba, ada rasa janggal di dadaku. “kalau begitu, surat itu apa? Surat yang memanggilku itu?” “Surat?” Yoshio seperti baru saja sadar dari lengahnya, kemudian dia mengangguk. “Ah, itu, ya. Itu surat yang diserahkan oleh Takahashi-kun pada penguntitnya. Koyama-kun hanya salah baca saja.” “Eh? Penguntit itu…. Teman sekelas kita?”

“iya. Karena itulah mungkin surat tersebut menyasar ke mejamu. Maaf, pasti susah dimengerti dengan penjelasan tadi.” “Begitu ya, ya. Jadi artinya, bunga bakung itu bukan untukku, tapi…”
Tiba-tiba bulu kudukku berdiri. Murid cewek di kelasku. Itu surat untuk dia. Mejaku. Waktu kami membereskan meja dari barang pribadi saat bersih-bersih, dia menyisakan surat tersebut di meja dan tidak memasukkannya ke loker. Dia tidak menyadari suratnya tertinggal.
“Jangan-jangan cewek itu….” Biasa dan pendiam… Tidak terbiasa dengan konser… Membawa  karagan bunga… Aku segera berlari dan bergegas kembali ke pintu masuk.
     Maruyama yang selalu perhatian itu, memakai seragam yang biasanya. Dia menjepit rambut depan dengan pin rambut, membiarkan rambutnya yang dikepang menjuntai pada kedua sisi tubuhnya.
     Maruyama berkata “Kemudian saat aku tiba di Tebing Miura Kaishoku, aku melihat sosok belakang Takahashi Shinji. Perasaanku kacau, air mataku juga tidak bisa berhenti. Saat aku berpikir, ingin mati saja bersama dengan orang yang kusukai. Perasaan itu semakain membesar... Saat aku sadar, aku sudah mendorong punggung Takahashi.”
“Aku jahat ya? Aku benar-benar seenak perutku sendiri. Tentu saja waktu itu aku tidak mengira, bahwa itu adalah Koyama. Aku baru tahu setelah aku mati. Sungguh, maafkan aku. Aku tidak punya keinginan untuk melukai koyama.”

5.      Koda/Penyelesaian
Terdapat pada bagian epilog paragraf ke-7
Saat aku pingsan di acara api unggun, Takahashi Shinji juga ikut pingsan. Kami dipindahkan ke ruang UKS. Saat kami bangun, tiba-tiba saja tubuh kami sudah kembali seperti semula. Ibuku sampai menangis dan memelukku, saat melihatku kembali ke rumah setelah sekian lama.

·           Latar/Setting     :
1.      Tempat       : Tebing Miura-Kaishoku, Rumah Takahashi Shinji, Rumah Tanaka Yoshio, Rumah Koyama Nobuo, Taman, dan Sekolah.
2.      Suasana       : Senang, sedih, romantis, dan menegangkan.
3.       Waktu          : Pagi, Siang, Sore dan Malam hari.
·         Amanat              :
1.      Apapun masalah yang kita alami, kita harus terbuka dan meminta pertolongan orang lain untuk membantu memecahkan masalah tersebut.
2.      Kita tidak boleh merendahkan orang lain, meskipun hanya sebagai candaan. Karena yang menurut kita candaan, bisa saja dianggap serius oleh orang lain dan menyebabkan orang lain terganggu.
·         Sudut Pandang  : Sudut pandang campuran.
4. Unsur Ekstrinsik
·         Nilai Pendidikan : Sekolah merupakan tempat paling berpengaruh dalam perkembangan psikologi anak, termasuk kondisi sosial dan mental. Novel ini menggambarkan lingkungan sekolah yang tidak ramah anak, yang menyebabkan kondisi psikologi dan emosional anak terganggu.
·         Nilai Sosial : Novel ini berusaha menggambarkan bagaimana kondisi sosial di lingkungan sekolah sekarang ini, yang mana lebih banyak anak yang cenderung menutup diri dan sangat sedikit anak yang berani berbaur dengan anak yang lain.

5. Kaidah Kebahasaan

·        Makna Kias   :

1.      Terperanjat;
2.      Melesat;
3.      Riuh rendah;
4.      Gegap gempita

·        Majas              :

1.      “Kau siapa?” Dengan jemari yang gemetar, aku mengetik dan mengirimnya. Jantungku rasanya seperti ombak di lautan.
Kalimat yang bergaris bawah, termasuk majas Simile.

2.      Hatiku semakin goyah di tengah kesadaranku yang kian kosong seperti kertas putih.
Kalimat tersebut termasuk dalam majas Asosiasi.

3.      Yoshio duduk di bangku, sedang berbicara dengan berapi-api melalui ponselnya.
Kalimat tersebut termasuk dalam majas Hiperbola.

4.      Aku melambungkan anganku.
Termasuk majas Personifikasi.

5.      Tubuhnya seperti pantulan di air yang bergoyang, seperti sedang larut dalam udara dan sedang menghilang dengan lambat.
Termasuk dalam majas Asosiasi.

6.      Hanya suara itu yang tersisa di telingaku; seperti bunga yang menutup kisah hidupnya.
Termasuk dalam majas Asosiasi.

6.     Resume

1.      PROLOG
Pada bagian prolog dalam novel ini, diceritakan kemunculan kembali seorang Koyama Nobuo setelah dianggap menginggal, ke sekolahnya dalam wujud Takahashi Shinji.
2.      BAB 1
Takahashi menjalani hari pertamanya di sekolah. Ia mendapat teman-teman baru, orang-orang yang sebelumnya tidak pernah menjadi teman Koyama, seperti Arai dan Sasaki.
3.      BAB 2
Pada BAB 2, cerita kembali ke masa lalu. Yaitu setelah kejadian pembunuhan. Saat Koyama yang berada di dalam tubuh Takahashi dan pertama kali bertemu dengan orang tua Takahashi. Orang tua takahashi tidak mengetahui bahwa anaknya bertukar tubuh. Koyama meminta pada ayah Takahashi untuk pindah sekolah ke tempat Koyama bersekolah. Maksud sebenarnya dari Koyama adalah untuk menemukan pembunuhnya.
4.      BAB 3
Koyama sudah mulai terbiasa dengan tubuh  Takahashi, dan juga mulai terbiasa dengan keluarga Takahashi.
5.      BAB 4
Takahashi memulai penyelidikannya di sekolah, dan tidak lama setelah itu dia mendapatkan e-mail dari orang yang tahu bahwa dia sedang mencari pembunuhnya. Orang itu meminta Takahashi berhenti menyelidiki, dengan berbagai ancaman.
6.      BAB 5
Takahashi tetap melanjutkan penyelidikannya. Namun, dia kembali mendapat e-mail ancaman. Dia memiliki beberapa tersangka.
7.      BAB 6
Semua murid bersiap untuk festival. Namun, Takahashi tetap mencari siapa pelakunya. Tersangka sementaranya adalah Sasaki dan Arai, karena saat kejadian itu, mereka berdua sedang berada di dekat lokasi kejadian.
8.      BAB 7
Festival hari pertama dimulai dan berjalan lancar. Takahashi memutuskan untuk beristirahat secara diam-diam di atap sekolah, dibelakang sebuah tangki air. Tidak lama, dia terbangun karena mendengar percakapan seseorang di telepon. Orang itu sedang membicarakan Takahashi dan dia adalah Yoshio. Takahashi mengira Yoshio juga terlibat dalam pembunuhan itu.
9.      BAB 8
Dihari ke dua festival, Takahashi terus memperhatikan gerak-gerik Yoshio. Sampai suatu saat Yoshio pergi dari keramaian dan menuju atap sekolah. Disana dia terlihat menunggu seseorang. Takahashi mendekat dan Yoshio terkejut karena ternyata yang datang bukanlah orang yang dia tunggu. Takahashi kesal dan langsung memukul Yoshio. Tidak lama, datanglah seseorang yang kemudian menyelamatkan Yoshio, dan orang itu memukul Takahashi sampai terlempar ke beton. Takahashi berusaha melihat siapa orang yang memukulnya. Dan ternyata itu adalah Koyama. Koyama dan Yoshio menjelaskan semuanya, bahwa Koyama dan Takahasi bertukar tubuh. Dan dari cerita mereka, Koyama yang sekarang masih berada dalam tubuh Takahashi menyadari siapa pembunuhnya. Dia adalah Maruyama. Maruyama melakukannya karena kesal dengan Takahashi yang telah menolaknya. Kemudian Maruyama meminta Takahashi untuk menemuinya di tebing dengan maksud akan membunuhnya. Ternyata yang datang adalah Koyama. Dan Maruyama langsung mendorong Koyama dan dia bunuh diri. Takahashi yang menyaksikan kejadian itu berniat menolong Koyama, namun dia pun ikut jatuh dari tebing itu dan menyebabkan jiwa Koyama dan Takahashi bertukar. Sementara itu Maruyama meninggal dunia.
10.  EPILOG

Koyama dan Takahashi kembali ke tubuh masing-masing dan menjalankan kehidupan mereka seperti dahulu lagi.

Pembuktian Sudut Pandang :
Novel ini menggunakan sudut pandang campuran. Karena ada beberapa bagian yang menggunakan sudut pandang orang pertama dan beberapa bagian yang menggunakan sudut pandang orang ke tiga.
1.      Sudut pandang orang pertama tokoh utama
“Entah mengapa, hatiku menjadi tenang saat menemukan uwabaki bulukan yang selalu ada di rak sepatu.” (kalimat dengan tanda petik merupakan kutipan dari dialog tokoh utama, yaitu Koyama. Halaman 5).
2.      Sudut pandang orang pertama tokoh sampingan
“Saya tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Orang itu, dia juga sudah menyelidiki adik saya. Benar seperti katamu, dia orang yang berbahaya” (kalimat dengan tanda petik merupakan kutipan dari dialog tokoh sampingan, yaitu Yoshio. Halaman 193).
3.      Sudut pandang orang ke tiga serba tahu
“Jangan-jangan cewek itu... Biasa dan pendiam... Tidak terbiasa dengan konser... “ (Halaman 227).
Pembuktian dan Tambahan Latar :
1.      Tempat dan Suasana
a.      Tebing Miura-Kaishoku
“Aku didorong sampai tinggal berjarak beberapa senti dari mulut tebing. Saat aku sedang berusaha sekuat tenaga untuk menjaga keseimbanganku, aku didorong lagi.” (Halaman 38).
-         Kata “tebing” yang dimaksud adalah Tebing Miura-Kaishoku.
-         Dari kutipan di atas, tergambar suasana menegangkan
b.      Rumah sakit
“Ketika terbangun di rumah sakit, aku dikelilingi oleh orang-orang yang tidak kukenal.” (Halaman 40).
c.      Rumah Takahashi Shinji
“Saat pintu masuk terbuka dan aku melangkah, tercium bau asam-manis yang sepertinya aku kenal. Ini adalah bau yang khas, dan orang yang tinggal di rumah ini tak akan bisa mengenalinya.” Rumah yang dimaksud adalah rumah Takahashi Shinji. (Halaman 49).
-         Masih di rumah Takahashi Shinji
“Setelah itu, dia duduk di kasur, di sebelahku yang sedang meminum jus. Dia menemplkan tubuhnya ke tubuhku (bersandar).” Dari kutipan tersebut tergambar suasana romantis (Halaman 167).
d.      Rumah Koyama Nobuo
Pasti akan sangat mengerikan berjalan sendirian di tempat seperti ini, pikirku sambil berjalan menuju rumah keluarga Koyama... Buru-buru aku masuk ke dalam rumah. Seperti baru bangun dari tidurnya, Koko bangkit. Kemudian dia menggonggong. (Halaman 173).
e.      Rumah Tanaka Yoshio
Aku tiba di rumah Yoshio dengan napas tersengal-sengal. Aku memencet interkom. (Halaman 178).
f.       Sekolah
Akhirnya festival sekolah akan dimulai, di tengah cerahnya musim gugur. Paginya, diadakan pembukaan. Semua murid berkumpul di lapangan, kemudian melepas balon-balon ke udara. (Halaman 187). 
g.      Taman
Aku sedang tidak ingin pulang ke rumah. Jadi, aku pergi ke taman, lalu tiduran di atas rumput. (Halaman 154).
h.      Suasana sedih
Wajah Yoshio yang kulihat dari dekat langsung berubah. Terkejut dan terlihat tanpa harapan.
“Memangnya... Koyama dibunuh?”
“Hentikan lagak bodohmu itu!!”
“Kapan...?” Bulir-bulir besar air mata mengalir dari mata Yoshio.
(Halaman 201). 
i.        Suasana senang/ceria
Arai yang ramah dan sedang tersenyum menampakkan lesung pipitnya, juga bertepuk tangan. (Halaman 245).

2.      Latar Waktu
a.      Paginya, diadakan pembukaan. Semua murid berkumpul di lapangan, kemudian melepas balon-balon ke udara. (Halaman 187).
b.      Aku Terbangun mendengar suara pintu yang ditutup. Hari sudah gelap (malam hari). (Halaman 166).
c.      Warna langit yang oranye terlihat di mataku (sore hari). (halaman 200).


Pembuktian Penokohan :

1.      Maruyama (antagonis)
“Kemudian saat aku tiba di tebing Miura Kaishoku, aku melihat sosok belakang Takahashi. Perasaanku kacau, air mataku juga tidak bisa berhenti. Saat itu aku berpikir, ingin mati saja bersama dengan orang yang kusukai. Perasaan itu semakin membesar... Saat aku sadar, aku sudah mendorong punggung Takahashi.” (Halaman 234).
2.      Koyama Nobuo (Protagonis)
“Koyama, kau orang yang hangat.” (Halaman 235).
3.      Takahashi Shinji (Protagonis)
“Takahashi tersenyum padaku.” (Halaman 230).
4.      Ibu dan ayah Takahashi Shinji (Protagonis)
“Mengingat sifat ibu yang baik, pasti wanita itu yang membawanya ke rumah sakit.” (Halaman 52).
“Tidak akan ada masalah meskipun tidak ingat kan? Lagi pula, papa menganggap Shinji yang sekarang juga unik dan charming.” (Halaman 108).
5.      Sakamoto-sensei (Protagonis)
“Dia penuh energi bagaikan atlet, membuatnya tidak seperti sorang guru, tetapi seperti seorang kakak laki-laki yang bisa diandalkan.” (Halaman 6).
6.      Sasaki (Protagonis)
Sasaki sedang bertepuk tangan di atas kepalanya. (Halaman 245).
7.      Arai (Protagonis)
Arai yang ramah dan sedang tersenyum menampakkan lesung pipitnya, juga bertepuk tangan. (Halaman 245).
8.      Manajer kelas 1 (Protagonis)
Ngomong-ngomong, Sasaki dan Arai benar-benar sedang ada kegiatan klub, menurut gadis manajer klub sepak bola. (Halaman 123).
9.      Jozaki-san (Protagonis)
Saat aku hendak mengambil vas, Jozaki berkata “Akan ku bantu,” dan dia mengambilkan vas bunga tersebut. (Halaman 120).
10. Mika (Protagonis)
“Tadi aku berpapasan dengan ibumu. Katanya kau lagi nggak enak badan?” “Tidak apa-apa. Setelah tidur, aku  sehat lagi.” “Begitu? Syukurlah.” (Halaman 166).
11. Ibu Koyama Nobuo (Protagonis)
“Akan kuambilkan makananmu. Sebentar ya.” Suara ibu yang ramah. (Halaman 177).
12. Ibu Tanaka Yoshio (Protagonis)
Bibi menyambut dengan senyum, “Ah, anak yang datang kemarin ya?” kemudian mempersilahkanku masuk. (Halaman 178).
13. Mari (Protagonis)
“Teman kakak?” Adik perempuan Yoshio yang masih duduk di kelas 5 SD melongok dari ruang tamu dengan malu-malu. (Halaman 178).
14. Tanaka Yoshio (Tritagonis)
“Waktu pertama kali dia bilang bertukar tubuh, saya sangat terkejut. Namun saya berpikir, kalau sampai tubuh Koyama sampai terluka, jangan-jangan jiwa Koyama jadi tidak bisa kembali. Karena itu, saya memutuskan untuk bekerja sama sekuat tenaga.” (Halaman 215).

Sumber :
http://d.gr-assets.com/books/1437098074l/25924054.jpg